Perkembangan Bank Syariah di Indonesia Kian Positif

loading…
“Dalam hal ini juga termasuk bank syariah. Permodalan sebagai buffer bisa menghadapi risiko dimana berada di angka 23,78% dan NIM sekitar 4,32%,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK Heru Kristiyana saat Sharia Economic Outlook secara virtual di Jakarta, Selasa (19/1/2021).
(Baca juga: Bank Syariah Indonesia Masih Belum Dapat Restu OJK, Hery Gunardi: Mohon Doa Semua )
Dia melanjutkan, kinerja bank syariah dari sisi risiko kredit dan intemediasi permodalan profitabilitas menunjukan angka yang baik. Pembiayaan bank syariah sebesar 8,08% menjadi Rp394,6 triliun atau lebih baik dibandingkan perbankan nasional.
Dana pihak ketiga tumbuh 11,8% mencapai Rp475,5 triliun. Sementara FDR sebesar 82,4% dengan NIM 1,55%. “Kami cukup bersyukur bahwa perbankan syariah cukup baik dan kita harapkan tahun tahun berikutnya akan seperti ini,” tukas dia.
(Baca juga: Merger Bank Syariah BUMN Bakal Bangunkan Raksasa Tidur )
Bahkan, dengan adanya merger tiga bank syariah BUMN diharapkan menjadi buku 3 bahkan mendekati buku 4. “Merger diharapkan bank buku 3 mendekati buku 4. Skala yang cukup besar diharapkan memfasilitasi semua ekosistem kebutuhan syariah. Semoga perkembangannya akan tetap bagus,” ungkapnya.
(ind)